Kamis, 26 Januari 2012

Konsep Teknologi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
“Mengapa ilmu yang sangat indah ini, yang menghemat kerja dan membuat hidup lebih mudah, hanya membawa kebahagiaan yang sangat sedikit? Ilmu yang seharusnya membebaskan kita dari pekerjaan yang melelahkan spiritual malah menjadikan manusia budak-budak mesin. Jawaban yang sederhana adalah karena kita belum lagi belajar bagaimana menggunakannya secara wajar.” (Albert Einstein)

Begitulah yang telah dikatakan Albert Einstein (orang nomor 1 dalam perkembangan ilmu fisika diabad 21). Namun apakah kita sekarang sudah mengetahui sebagai apa kita didunia ini dan apa tujuan kita sebenarnya. Kita tidak lain ialah makhluk yang lemah dan tidak ada apa-apanya didunia yang luas ini yang hanya memikirkan ego sendiri-sendiri. Lantas apakah kita dapat menerima begitu saja kata-kata tersebut.

Ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi atau pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan materi dan fisiknya, melalui metode ilmiah (Marzoeki, 2000). Sedangkan tekonologi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pemanfaatan ilmu pengetahuan agar dapat dipakai baik oleh manusia, industri, dan laboratorium. Pada dasarnya ilmu terdiri dari 2 hal, yaitu basic science dan applied science. Dari gabungan kedua hal tersebut munculah teknologi (Marzoeki, 2000). Yang dimaksud denganbasic science adalah ilmu-ilmu dasar seperti matematika, biologi, kimia, fisika, dan sebagainya. Sedangkan applied science adalah bagaimana kita mengaplikasikan ilmu pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar hingga dapat berguna untuk memecahkan masalah manusia. Yang akan kita bahas sekarang adalah dampak ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saat ini ilmu pengetahuan telah meningkatkan kesadaran manusia. Dahulu manusia masih menggunakan cara berpikir man centered dan theological cosmology ala Aristotle—ilmu perbintangan atas dasar ajaran agama, sedangkan saat ini manusia sudah beralih menggunakan cara berpikir baru yaitu impersonal dan mechanical—berdasarkan  materi dan  proses (Marzoeki, 2000). Dengan adanya  perkembangan  ilmu pengetahuan, manusia menjadi lebih rasional. Kepercayaan-kepercayaan akan takhayul sudah ditinggalkan dan saat ini segala jenis fenomena alam telah dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Saat ini ilmu pengetahuanlah yang mempunyai kontribusi terbesar dalam lenyapnya banyak kepercayaan tradisional (Keraf & Dua: 2001).
Secara umum ada 4 hal baru dari ilmu pengetahuan yang menyebabkan hilangnya kepercayaan tradisional. Yang pertama adalah pengamatan lawan otoritas. Ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada otoritas melainkan pengamatan. Ilmu pengetahuan merintis jalan kepada kemandirian dalam berpikir berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala alam atau sosial. Yang ke dua adalah otonomi dunia fisik, maksudnya selain melalui pengamatan, ilmu pengetahuan juga berangkat dari suatu filasofi tentang alam sebagai sesuatu yang otonom dan memiliki hukumnya sendiri. Ketiga disingkirkannya konsep tujuan, ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab etisien dari suatu peristiwa. Dalam ilmu pengetahuan masa lampau lebih penting karena final tidak diberi tempat dalam pandangan ilmiah tentang dunia ilmu pengetahuan lebih mementingkan konsep kausalitas dibandingkan konsep finalitas. Yang terakhir adalah tempat manusia dalam alam, ilmu pengetahuan menjelaskan manusia tidak ada artinya dalam seluruh alam semesta bila dibandingkan dengan kebesaran bimasakti (Keraf & Dua, 2001).
Ilmu pengetahuan memiliki banyak pengaruh dalam kehidupan manusia terutama dalam perkembangan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan maka kemajuan teknologipun terjadi. Hal ini sebenarnya sangat positif dalam kehidupan manusia. Dengan teknologi yang semakin berkembang maka berbagai macam alat dan penemuan-penemuan untuk membantu dan mempermudah kehidupan manusia semakin banyak. Contohnya saja handphone dan e-mail, dengan diciptakannya handphone dan e-mail maka kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi setiap saat dapat terpenuhi. Untuk mengatur rencana ataupun sekadar memberitakan informasi menjadi jauh lebih mudah dengan ditemukannya handphone dan email. Dibandingkan saat kita masih menggunakan surat clan telegram, komunikasi masyarakat saat ini menjadi jauh lebih lancar.
Meskipun begitu banyak masyarakat yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan juga yang menyebabkan kekacauan yang terjadi di dalam masyarakat. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri. Memang selain memiliki dampak positif ilmu pengetahuan juga mempunyai dampak negatif dalam kehidupan manusia. Akan tetapi pada dasarnya ilmu pengetahuan diciptakan bukan untuk tujuan kejahatan atau menciptakan kekacauan. Ilmu pengetahuan sebenarnya dikembangkan untuk membantu manusia. Meskipun begitu pada penerapannya ilmu pengetahuan sering disalah gunakan justru untuk menghancurkan umat manusia. Misalnya saja pada penemuan tenaga nuklir. Pada mulanya para ilmuan menciptakan nuklir sebagai sumber tenaga baru yang dinilai efektif sebagai alternatif sumber energi yang baru. Akan tetapi pada penerapannya tenaga nuklir justru digunakan dalam peperangan untuk menghancurkan umat manusia.
Dampak ilmu pengetahuan clan teknologi yang telah di paparkan di atas merupakan fenomena yang ada dalam masyarakat dan sampai sekarang belum ditemukan pemecahannya. Di satu sisi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu manusia untuk memecahkan masalah-masalah mereka, disisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan penyebab dari kekacauan yang terjadi di dunia ini. Menurut saya sebenarnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu diciptakan hanya untuk kebaikan umat manusia. Akan tetapi seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selamanya baik.
Hal tersebut kembali lagi kepada individu-individu yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Bila ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan untuk menolong dan memajukan umat manusia pasti sangat menolong bagi perkembangan peradaban manusia. Akan tetapi bila ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab maka dapat dipastikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa malapetaka bagi umat manusia. Dleh sebab itu semuanya dikembalikan lagi kepada manusia sebagai pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi. Ingin memberikan dampak yang seperti apakah bagi kehidupan masyarakat. Bila ingin memberikan dampak positif gunakanlah ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut secara bertanggung jawab. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bertanggung jawablah yang sebenarnya menjadi masalah clan membawa dampak negatif dalam kehidupan manusia.

Manusia dilahirkan kedunia ini dalam keadaan yang sempurna baik lahir maupun batinnya yang memiliki intelektual tinggi dan sebagai pemimpin bagi yang lain. Semua itu telah disetujui oleh seluruh manusia dan telah disepakati bersama bahwa manusialah yang menjalankan semua perbendaharaan dunia. Namun kita semua belum sadar, apa tujuan kita membendaharai semua yang ada di dunia ini. Coba kita ingat kembali (flash back) apa saja yang telah kita, nenek moyang kita, dan anak cucu kita lakukan didunia ini? Adakah yang kita lakukan tersebut bermanfaat bagi diri kita dan seluruh alam atau tidak? Jawaban tersebut tidak bisa kita jawab sekarang sebelum kita mengetahui diri kita sendiri.

Sejak revolusi industri di Inggris, manusia berlomba-lomba untuk mengasah dan mengembangkan teknologi Negaranya masing-masing. Ada yang maju sebagai Negara Adi Jaya dan ada yang maju sebagai Negara Adi Kuasa. Itu semua tidak lain ialah ego setiap manusia yang tidak pernah senang melihat orang lain senang. Namun mereka semua tidak memikirkan dampaknya bagi kemanusiaan. Contohnya saja : Bagaimana dahsyatnya revolusi industri yang mengawali era modern itu digambarkan Peter Gay dalam Age of Enlightenment, bahwa betapa para pengusaha pabrik baru tanpa kekangan hukum dan etika bergerak dengan penuh kekejaman dan tanpa norma kesusilaan. Mereka mempekerjakan anak-anak selama 14, 16, atau 18 jam per hari. Buruh terpaksa menerima peraturan-peraturan kejam, sedangkan hukuman bagi yang melanggar sangat keras dan
bengis (Peter Gay, 1966).

Itu barulah contoh awal dari masalah yang akan kita bahas nantinya. Namun yang perlu diingat kita semua harus bisa memilih salah satu dari banyak pilihan karena di dunia ini kita akan bertemu dengan banyak pilihan yang kalau kita pilih memiliki konsekuensi tersendiri.

1.2. Tujuan dan Manfaat
Memberikan pemikiran baru bagi seluruh manusia dimuka bumi ini yang mau berpikir dan mau bertindak untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah. Dan semua ini tidak lain ialah sudah tugas utama seluruh makhluk yaitu mengingatkan seseorang jika mereka melampaui batas dalam melakukan suatu tindakan.

Manfaatnya yaitu semoga saja dunia yang kita cintai ini tetap dalam keadaan damai dan terjalin hubungan yang saling menguntungkan antara perkembangan teknologi dengan kemanusiaan. Dan juga agar manusia mau membuat hal-hal baru yang dapat menguntungkan bagi seluruh manusia di muka bumi ini.

1.3 Gagasan Kreatif
Sejarah memperlihatkan, sains dan teknologi tidak serta-merta membawa kebahagiaan dan membuat hidup lebih mudah. Penyelewengan teknologi telah menjungkirbalikkan nilai manfaat itu. Karenanya teknologi secara aksiologis perlu dikendalikan etika manusiawi agar penyesalan Einstein di atas menjadi bermakna. Perlu adanya suatu kearifan teknologi, yakni kearifan bagaimana menggunakan teknologi secara wajar agar ia membawa berkah, bukan bencana. Juga kita harus memikirkan dampak-dampak yang telah terjadi di kebudayaan kita masing-masing dan merubahnya sedikit demi sedikit tanpa merusak system yang sudah berjalan selama ini. Dan kita harus mampu mengubah system tersebut dengan membuang hal-hal yang merusak bagi diri kita, keluarga kita, tetangga-tetangga kita, pemimpin kita, dan umat seluruh alam.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB II
 ISI

Perkembangan teknologi pada hari ini amat luar biasa. Kajian dan penyelidikan yang dibuat menghasilkan teknologi canggih merentasi dari batas teknologi computer hingga ke teknologi bio yang merintis ke arah penemuan genetik yang menakjubkan. Teknologi pada perspektif Barat dilihat sebagai matlamat dalam kemajuan dan perubahan. Pergantungan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi menjadi bahagian penting dalam dasar dan sistem pendidikan di semua peringkat. Tuhan tidak menolak kepentingan teknologi. Teknologi komputer umpamanya amat berguna untuk memperkaya, mempercepat, memperbanyak dan mempermudah kegunaan maklumat sesama manusia. Tetapi Tuhan melihat teknologi selamanya alat bukannya matlamat.

Teknologi sebagai alat yang dihasilkan untuk membantu manusia mendapat kemudahan dan bantuan dalam kehidupannya. Teknologi menyebabkan gaya hidup berubah dan proses pengajaran dan pembelajaran berkembang. Teknologi memberikan kesan kreatif dan inovatif dalam dunia pengeluaran dan perkhidmatan. Malah kemodernan dan kemajuan banyak digerakkan oleh kecanggihan teknologi. Pergantungan manusia kepada teknologi atau alat menyebabkan teknologi dirasakan segala-galanya.
Manusia di samping memerlukan teknologi atau alat untuk menjadikan kehidupan lebih berkesan dan bermakna memiliki kualiti keinsanan. Manusia memiliki hati dan rasa, emosi dan psiki, pemikiran dan nilai supaya kualiti keinsanan tetap subur dalam keadaan yang fitrah. Hubungan seorang suami dan isteri dijalin oleh kualiti kasih sayang dan persepahaman. Hubungan anak dengan ibu bapa juga banyak berlegar sekitar keperluan contoh dan pengisian naluri dan keinginan supaya ia dipenuhi dengan asuhan, belaian dan tunjuk ajar yang baik. Hubungan sesama manusia tidak saja dalam batas teknologi alat komunikasi tetapi memerlukan sentuhan perasaan suka dan marah, sayang dan benci, percaya dan yakin antara satu sama lain. Inilah sentuhan keinsanan yang menjadi matlamat hidup.
Sekiranya media cetak dan elektronik yang menjadi jalur komunikasi remaja untuk mendapatkan maklumat, hiburan dan pengetahuan apakah bahan-bahan yang diperolehi baik yang berupa perisian, program, maklumat, data dan kajian, menyumbang ke arah meningkat akal budi insan, menjadikannya lebih berilmu, memberikannya asas maklumat yang benar, memberikannya kesan hiburan yang tidak membawa kelalaian dan lupa terhadap Allah. Kalau itu asasnya teknologi digunakan untuk membangun kualiti insan. Insan yang berada dalam keadaan fitrah tidak saja memerlukan teknologi untuk memudahkannya mendapat maklumat, tidak saja berguna membawanya dari suatu tempat ke tempat yang lain, tidak saja berfaedah untuknya membuat urusan, tidak saja penting untuk mendapatkan rawatan tetapi kualiti maklumat mesti membimbingnya ke arah ketepatan dan kebenaran. Kualiti perjalanannya membolehkan ia sampai ke destinasi dengan selamat, kualiti pengurusan tidak saja baik dan berkesan tetapi ramah dan amanah, kualiti rawatan tidak saja meyakinkan tetapi disertai dengan kepakaran dan profesionalisme, maka teknologi dan etika berganding sama.

Oleh itu fokus remaja dalam bidang pengilmuan dan pendidikan tidak harus tertumpu kepada aspek-aspek teknologi yang sifatnya mekanistik semata-mata. Proses pengilmuan dan pendidikan seharusnya mengukuhkan remaja dan generasi muda dengan asas-asas ilmu kemanusiaan dan agama supaya ada sentuhan keihsanan dan keinsanan dalam aplikasi teknologi. Asas ini amat penting dan fundamental dalam strategi membangun modal insan yang integratif.

Memang Barat yang mendukung paham sekular dan liberal mementingkan aspek inovatif dan kreatif dalam menghasilkan teknologi. Barat tidak boleh menolak kepentingan nilai, etika, budaya dan tradisi yang baik dalam membangunkan keperluan teknologi untuk manusia dan perubahan. Oleh kerana teknologi adalah alat, tentu ada asas-asas keinsanan yang boleh memandu aplikasi teknologi bagi mencapai matlamat. Para Remaja harus paham bahwa kemajuan teknologi memang berguna untuk perubahan dan kemajuan. Dalam dunia hiburan dan musik umpamanya peranan teknologi amat luar biasa melakukan revolusi musik dan hiburan sehingga ia menjadi candu bagi generasi muda. Apakah musik yang terpancar dalam budaya popular Barat mampu membimbing remaja menjadi manusia yang baik, beradab, tahu harga diri dan warisan bangsa dan umat, mengerti tentang mesej kemanusiaan dan peradaban atau memang budaya popular Barat itu sendiri sedang menanamkan jiwa pesimis, kegilaan kepada cinta murahan, rangsangan kepada seks bebas dan paham hedonisme, tidak melihat nilai agama dan kemanusiaan sebagai penting.

Sekiranya teknologi menjadi wahana menyebabkan lonjakan revolusi budaya tanpa Tuhan dan tanpa agama, maka teknologi telah disalahguna dan ia tidak menyumbang ke arah maklumat membangunkan kualiti insan. Oleh itu menjadi gambaran yang amat rumit bagi remaja mendekati isu hiburan, musik, dunia persembahan, sumber perisian dengan ilmu yang membolehkan manusia terhibur, memberikan apresiasi terhadap seni atau sesuatu yang indah. Menghasilkan drama dan film yang sifatnya mendidik supaya kecanggihan teknologi digunakan sebagai bahan didik yang berkualiti tinggi. Kalau ia tidak berlaku, para remaja akan kekal sebagai pengguna budaya popular Barat dan menjadikan teknologi sebagai alat dan matlamat dan membiarkan dirinya diratah ibarat api yang membakar daun-daun kering di musim kemarau. Akhirnya akhlak remaja akan menjadi debu dan berterbangan di tengah-tengah taufan nafsu-nafsu yang boleh menyebabkan remaja meminggirkan agama dan menganggap kemajuan dan kemodernan ialah Barat dan pembaratan.

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Janganlah  terpedaya oleh  hasrat dan keinginan. Tapi perdayakanlah diri oleh akal dan pikiran yang bijak dan arif.

3.2 Saran
Saran untuk seluruh manusia yang masih mementingkan teknologi dari kemanusiaan yaitu untuk tidak mencampuradukkan antara kemanusiaan dan teknologi. Dan ingat setiap perbuatan pasti ada konsekuensi yang ditimbulkannya walaupun sekecil apapun perbuatan tersebut.

Selasa, 10 Januari 2012

Sensor Ultrasonik Robot Pemadam Api II


Bagian Penerima
Pantulan gelombang suara ultrasonik yang dipancarkan oleh tranceiver sensor ultrasonik akan diterima  oleh receiver sensor ultrasonik. Ketika receiver sensor ultrasonik menerima gelombang suara, maka gelombang suara tersebut dikonversi menjadi sinyal listrik AC dengan frekuensi yang sama dengan gelombang suara yang diterimanya. Namun amplitudo dari sinyal ini sangat kecil untuk digunakan, sehingga perlu dilakukan penguatan terhadap sinyal ini. Setelah sinyal ini dikuatkan, selanjutnya sinyal disearahkan. Output akhir bagian penerima ini berupa tegangan DC yang berubah-ubah nilai tegangannya tergantung dari kekuatan pantulan sinyal yang dikirim oleh pemancar. Blok diagram bagian penerima ditunjukkan oleh Gambar 3.7.


Penguat ini bersifat membalik (invert), artinya keluaran dari penguat ini akan terbalik dari masukannya. Besar penguatan dari Op-Amp ditentukan oleh nilai R2 dan R5 Penguatan yang dibutuhkan adalah sebesar 10 kali, sehingga berdasarkan persamaan 2.4. maka nilai R2 dan R5 yang dipasang adalah:
Dua buah resistor R3 dan R4 berfungsi sebagai pembagi tegangan yang memberikan tegangan ke masukan tak membalik op-amp sebagai penentu titik referensi nol pada output penguat. Jika tegangan referensi diperbesar, maka tegangan sinyal keluaran semakin besar, tanpa mengubah amplitudo dan level penguatannya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.9.
Perubahan titik referensi keluaran yang diinginkan adalah dari 0V naik menjadi 2,5V. Dengan tegangan Vcc­ sebesar  +5V maka nilai R3 dan R4 yang harus dipasang adalah:

Sinyal keluaran dari penguat ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penahan puncak (peak hold). Rangkaian ini akan mengubah tegangan AC menjadi DC dengan nilai tegangan DC sebesar tegangan puncak AC-nya.

Selanjutnya output dari rangkaian penyearah yang telah berbentuk tegangan DC kemudian diteruskan ke mikrokontroler untuk dikonversi menjadi sinyal digital oleh ADC internal yang dimiliki mikrokontroler ATMega16. Gambar 3.11 Adalah gambar rangkaian lengkap bagian penerima gelombang ultrasonik.





Sensor Ultrsasonik Robot Pemadam Api


Bagian Pemancar Ultrasonik Robot Pemadam Api
Pada bagian pemancar, digunakan sensor ultrasonik dengan tipe SQ-40T. Agar sensor ini dapat mengirimkan sinyal audio 40KHz, dibutuhkan rangkaian pembangkit sinyal yang menghasilkan gelombang sinyal persegi bolak-balik dengan frekuensi 40KHz. Pembangkit sinyal dibuat dari rangkaian multivibrator astabil menggunakan IC timer 555. Output dari multivibrator kemudian diteruskan ke schmitt trigger yang akan memperbaiki bentuk gelombang persegi dan mengurangi noise tanpa mengubah frekuensinya.

Pemancar gelombang ultrasonik

Multivibrator akan menghasilkan gelombang bila ada masukan sinyal dari mikrokontroller berupa tegangan TTL, sehingga bagian pemancar ultrasonik  akan memancarkan gelombang ultrasonik apabila telah diberi sinyal perintah oleh mikrokontroller. Gambar 3.5  merupakan gambar rangkaian dari bagian pemancar ultrasonikk.

Rangkaian pemancar gelombang ultrasonik

Pengaturan besar frekuensi gelombang yang dihasilkan multivibrator dilakukan dengan menentukan harga dari Ra, Rb, dan C. Dengan menggunakan Persamaan 2.1, maka:
multivibrator robot
 Dalam perancangan digunakan C sebesar 1nF, maka:


Nilai RA yang digunakan ditentukan sebesar 1KW, maka:

          
Nilai hambatan sebesar 17,5KW  didapatkan dengan menggunakan resistor variabel. Dengan cara menghubungkan secara seri sebuah resistor 10KW dan sebuah trimpot yang diatur nilai hambatannya menjadi sebesar 7,5KW

Senin, 02 Januari 2012

Pendeteksi Jarak Robot Pemadam Api


Pendeteksi Jarak

Untuk mendeteksi jarak, digunakan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi. Jarak yang akan dideteksi adalah jarak dinding terhadap robot. Gambar 3.2 menunjukkan ilustrasi pengukuran jarak robot pemadam api terhadap dinding yang berada di sebelah kanan robot.


Sensor yang akan digunakan yaitu sensor ultrasonik yang bekerja pada frekuensi 40Khz. Sensor ultrasonik terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pemancar (transciever) dan bagian penerima (receiver). Bagian pemancar berfungsi mengirimkan sinyal ultrasonik yang kemudian pantulan sinyal tersebut diterima bagian penerima untuk kemudian diterjemahkan menjadi sinyal TTL.
Kedua bagian sensor ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga receiver dapat menerima pantulan gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh transmitter. Penempatan sensor ini dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Penempatan Sensor Ultrasonik pada Robot Pemadam Api